Produk utama yang dihasilkan pada
sentra ini adalah sarung kembang atau sering disebut sebagi sarung goyor/ byur.
Penyebutan ini berkaitan dengan proses produksi yang dilakukan yaitu sebelum
benang ditenun terlebih dahulu diikat, sehingga benang yang tidak diikat akan
terkena warna sesuai dengan design dan pola yang dikehendaki. Pola atau gambar
yang digunakan bermotif bunga (kembang) dengan susunan tetris atau
berbalok-balok. Sarung ini juga mempunyai kelenturan tersendiri dan tidak mudah
kusut sehingga masyarakat menyebutnya sebagai sarung goyor atau byur.
Kondisi Sentra
Alat produksi sarung goyor
dikerjakan menggunakan tenun tradisional (ATBM) yang sering disebut juga dengan
tenun tok-klek (karena bunyi-bunyian yang dihasilkan). Bahan bakunya
menggunakan benang rayon yang diimpor dari Cina dan India dengan ketebalan 60/2
dan 40/2. Menurut HM. Syukron yang menjabat sebagai Kepala Desa sekaligus
pengrajin, di Desa Wanarejan Utara saat ini terdapat 178 pengrajin dengan 1.035
ATBM yang beroperasi dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.634 orang. Kondisi
ini masih jauh dibandingkan pada masa kejayaan sarung goyor yaitu saat terjadinya
krisis moneter sekitar tahun 1995 – 1999, dimana ATBM yang beroperasi mencapai angka
dua kali lipat.
Proses produksi sarung
goyor tergolong unik dan rumit, dimulai dari proses penyiapan dan pewarnaan (chemical) benang untuk ditenun sampai
sarung siap dijual. Proses lusi yaitu benang tenun yang berfungsi sebagai
penyangga (vertikal) dikerjakan melalui
5 tahapan, sedangkan proses pakan yaitu benang tenun yang membujur (horizontal) melalui 12 tahapan. Setelah
itu benang ditenun (1 tahapan) untuk membentuk kain, pengerjaan dari kain tenun
sampai dengan sarung goyor siap dipasarkan melalui 7 tahapan lagi. Secara
keseluruhan sarung goyor dikerjakan melalui 25 tahapan, jika 1 proses produksi
dikerjakan 1 orang dengan ATBM 1.035 unit, maka sentra ini minimal membutuhkan
25.875 orang, sebagai angka yang luar biasa bagi pemerintah dalam upaya
mengurangi jumlah pengangguran.
Kajian Ekonomi
Sarung goyor juga sangat
menguntungkan bagi pengrajin, dengan menggunakan benang 60/2 R (lusi) seharga
Rp. 300.000,- per pack (menghasilkan 25 sarung) dan benang 40/2 R (pakan) seharga
Rp. 225.000,- per pack (18 sarung), dimana HPP untuk membuat sarung goyor
sebesar Rp. 90.000,- per sarung, dengan harga jual disesuaikan dengan kualitas
produk yang dihasilkan. Terdapat empat jenis kualitas sarung goyor, yaitu;
sarung kasaran, manis, halusan TNS dan
sarung halusan TS dengan harga jual antara Rp. 100.000,- s.d. Rp. 140.000,- per
sarung. Nilai keuntungan (profitabilitas)
yang tinggi ini membuat Desa Wanarejan Utara mempunyai tingkat pendapatan yang
lebih baik dibandingkan Desa-Desa lain disekitarnya, sehingga sentra ini
berkembang ke desa lainnya, seperti; Desa Wanarejan Selatan, Banjaran,
Pedurungan, Beji, Serang, Comal, Padek dan Pelutan.
Tingkat kenyamanan sarung goyor saat
dikenakan (pada cuaca panas terasa sejuk digunakan dan cuaca dingin hangat
untuk dikenakan) sangat diminati oleh konsumen, disamping keunggulan lainya seperti
lentur, tidak kusut, tidak mudah robek, tenunan yang halus (kerapatan 1.500
helai benang lusi) dan warnanya yang tidak mudah luntur. Pemasaran sarung goyor
meliputi pasar lokal (Pemalang, Pekalongan, Tegal, Cirebon, Solo dan Semarang),
diluar daerah (Jakarta, Bali, Aceh, Riau, Jambi dan Kalimantan) dan luar negeri
(Abudhabi, Somalia, Tunisia, Yaman, Arab Saudi, Nigeria, Uni Emirat Arab,
India, Malaysia dan Brunai). Selama ini para pengrajin di Desa Wanarejan Utara
tidak dapat memenuhi permintaan pasar dikarenakan keterbatasan modal yang
dimiliki.
Estimasi
kebutuhan modal (investasi) sentra (sarung goyor) ini sebesar 30 milyar rupiah,
diproyeksikan tingkat B/C ratio
sebesar 1,55 kali, IRR 119%, NPV 48 milyar, BEP (penjualan) 40,47% dan pay back period selama 2,64 tahun.
Investasi ini dapat mengembangkan jumlah ATBM menjadi 2.035 unit dengan
kapasitas 915.750 sarung per tahunnya dan penyerapan tenaga kerja sebanyak
50.875 orang. Mengingat besarnya multiplier
effect pada sentra ini, maka sejak tahun 1996 mendapat prioritas
pengambangan dari Pemda Kabupaten Pemalang dengan ditetapkan sebagai salah satu
produk unggulan daerah, yaitu dengan pengembangan program kearah produktivitas
dan lingkungan hidupnya, sehingga diharapkan sarung goyor tidak hanya mendatangkan
rupiah bagi masyarakat juga ramah lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar