Sarung Tenun – kualitas, motif sarung
tenun asli Pemalang.
PEMALANG-Sarung tenun corak tumpal
sudah bukan barang asing bagi sebagian besar pecinta kain sarung. Sarung jenis ini
tergolong sarung yang banyak diminati oleh kalangan menengah karena kualitas
dan coraknya yang bervariasi dan memiliki nilai seni tinggi.Salah satu
pengrajin sarung tenun corak tumpal di Kota Pemalang, Jaroha, mengakui bahwa
jenis sarung tenun bercorak tumpal termasuk sarung yang banyak dikoleksi
kalangan tertentu seperti kyai, pengusaha, bahkan umat muslim disekitar kota
Pemalang. Ini lantaran sarung tenun corak tumpal terbukti berkualitas dan
sangat khas.
“Sarung tenun corak tumpal memiliki
karakter yang berbeda dengan kain sarung pada umumnya, terasa lebih adem,
halus, motif serta corak yang ekslusif karena dibuat secara manual (handmade), tidak diproduksi massal,”
kata Jaroha saat ditemui di rumahnya Desa Pedurungan Barat Rt 01 Rw 04
kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Sabtu (16/4/2016).Tidak mudah memang, kata
Jaroha, sebab proses pembuatan satu lembar saja membutuhkan setidaknya 11
tahapan selama kurang lebih 14 hari. Proses pembuatan yang rumit hingga
membutuhkan ketekunan, ketelitian dan kesabaran untuk menjadi selembar kain
sarung yang layak jual di pasaran.
Ibu dari 7 anak ini menerangkan,
tahapan awal pembuatan sarung dimulai dari pemilihan bahan baku, benang diberi
pemutih setelah itu benang dilerek hingga tertata rapi digelok atau tempat
beneng, kemudian benang tersebut diketeng baki, digambar lalu diikat
menggunakan rafiah sesuai dengan motif yang sudah digambar, setelah itu baki
yang sudah diikat rafiah dibongkar ulang untuk diberi pewarna, motif yang berwarna
merah dikat ulang menggunakan rafiah hingga warna merasap, setelah itu ikatan
dibongkar ulang lalu dilerek pakan kemudian ditenun hingga menjadi 1 lembar
kain sarung.
Dalam proses produksi, Jaroha pun
masih mempertahankan metode tenun mengunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang
dioperasikan dengan tenaga manusia. “Dengan ATBM, kualitas sarung tenun corak
tumpal tetap terjaga dari dulu sampai sekarang. Dalam produksi jaroha dibantu
22 karyawan dengan 25 unit ATBM.
Sarung tenun corak tumpal merupakan
kerajinan yang diwariskan oleh sang suami sejak tahun 1999 silam. Setelah itu
sarung tenun ini dilanjutkan oleh Jaroha sampai sekarang. “Rutin setiap 1
minggu sekali sarung tenun corak tumpal ini dijual ke Pekalongan dengan harga
Rp 2 juta perkodi atau sekitar 100 ribu per lembar,”kata Jaroha. “Hasil yang
diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mampu mengurangi
pengangguran disekitar rumah salah satu alasan saya tetap meneruskan usaha ini
sampai sekarang,”kata jaroha ibu 7 anak ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar