Selasa, 28 November 2017

kelebihan sarung goyor khas pemalang

Sarung Tenun – kualitas, motif sarung tenun asli Pemalang.
PEMALANG-Sarung tenun corak tumpal sudah bukan barang asing bagi sebagian besar pecinta kain sarung. Sarung jenis ini tergolong sarung yang banyak diminati oleh kalangan menengah karena kualitas dan coraknya yang bervariasi dan memiliki nilai seni tinggi.Salah satu pengrajin sarung tenun corak tumpal di Kota Pemalang, Jaroha, mengakui bahwa jenis sarung tenun bercorak tumpal termasuk sarung yang banyak dikoleksi kalangan tertentu seperti kyai, pengusaha, bahkan umat muslim disekitar kota Pemalang. Ini lantaran sarung tenun corak tumpal terbukti berkualitas dan sangat khas.
“Sarung tenun corak tumpal memiliki karakter yang berbeda dengan kain sarung pada umumnya, terasa lebih adem, halus, motif serta corak yang ekslusif karena dibuat secara manual (handmade), tidak diproduksi massal,” kata Jaroha saat ditemui di rumahnya Desa Pedurungan Barat Rt 01 Rw 04 kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Sabtu (16/4/2016).Tidak mudah memang, kata Jaroha, sebab proses pembuatan satu lembar saja membutuhkan setidaknya 11 tahapan selama kurang lebih 14 hari. Proses pembuatan yang rumit hingga membutuhkan ketekunan, ketelitian dan kesabaran untuk menjadi selembar kain sarung yang layak jual di pasaran.
Ibu dari 7 anak ini menerangkan, tahapan awal pembuatan sarung dimulai dari pemilihan bahan baku, benang diberi pemutih setelah itu benang dilerek hingga tertata rapi digelok atau tempat beneng, kemudian benang tersebut diketeng baki, digambar lalu diikat menggunakan rafiah sesuai dengan motif yang sudah digambar, setelah itu baki yang sudah diikat rafiah dibongkar ulang untuk diberi pewarna, motif yang berwarna merah dikat ulang menggunakan rafiah hingga warna merasap, setelah itu ikatan dibongkar ulang lalu dilerek pakan kemudian ditenun hingga menjadi 1 lembar kain sarung.
Dalam proses produksi, Jaroha pun masih mempertahankan metode tenun mengunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang dioperasikan dengan tenaga manusia. “Dengan ATBM, kualitas sarung tenun corak tumpal tetap terjaga dari dulu sampai sekarang. Dalam produksi jaroha dibantu 22 karyawan dengan 25 unit ATBM.
Sarung tenun corak tumpal merupakan kerajinan yang diwariskan oleh sang suami sejak tahun 1999 silam. Setelah itu sarung tenun ini dilanjutkan oleh Jaroha sampai sekarang. “Rutin setiap 1 minggu sekali sarung tenun corak tumpal ini dijual ke Pekalongan dengan harga Rp 2 juta perkodi atau sekitar 100 ribu per lembar,”kata Jaroha. “Hasil yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mampu mengurangi pengangguran disekitar rumah salah satu alasan saya tetap meneruskan usaha ini sampai sekarang,”kata jaroha ibu 7 anak ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komunitas wong pemalang

ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Industri kecil kerajinan Tenun ATBM banyak terdapat di Desa Wanarejan, ...