Rabu, 29 November 2017

Komunitas wong pemalang

ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)

pemalang communityIndustri kecil kerajinan Tenun ATBM banyak terdapat di Desa Wanarejan, Desa Beji Kec. Taman Kabupaten Pemalang. Produksi yang dihasilkan berupa sarung kemabang / goyor sarung palekat kain lurik khas Pemalang Produksi sarung goyor tersebut sudah banyak dikenal dan pemasarannya sampai dengan ke Afrika Timur, Tengah melalui eksportir luar daerah atau pihak ketiga.
Adapun potensi saat ini adalah :
• Jenis Industri   : Sarung Kembang / Goyor
• Jumlah UU              : 169 UU
• Jumlah TK               : 2867 orang
• Investasi                   : Rp.24.046.635.000,-
• Kapasitas Produksi  : 824.750 pt/th

Lurik adalah jenis bahan khas nusantara yang juga melewati proses penenunan dalam pembuatannya. Setelah diberi warna, benang-benang ditenun dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

Jika dulu yang biasa dibayangkan orang tentang lurik adalah sebatas kain garis-garis dengan warna-warna dasar seperti coklat, hitam, dan putih, kini sudah tidak begitu lagi keadaannya.
Lurik kini memiliki ragam warna yang kaya. Seperti contohg di atas, warnanya berkisar antara pink, ungu, hijau muda, dan banyak lagi warna-warna lainnya yang indah

Sarung pemalang tembus pasar ekspor

Liputan6.com, Pemalang: Sarung tenun yang dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang diproduksi di Pemalang, Jawa Tengah, diminati pasar mancanegara terutama Timur Tengah. Menurut salah seorang perajin, Sukron, dalam dua bulan terakhir permintaan sarung tenun Pemalang memang terus meningkat. Biasanya, setiap agen hanya memesan satu kodi. Kini bisa mencapai dua hingga tiga kodi per bulan.

Sarung tenun buatan Sukron dijual Rp 1,8 juta per kodi. Jika Anda ingin membeli sepotong, Sukron mematok harga Rp 150 ribu. Sukron tak main-main. Pasalnya, pria yang sudah melakoni kerajinan sarung tenun sejak puluhan tahun silam itu, siap menggantinya dua kali lipat jika dalam kurun waktu dua tahun sarung tenun buatannya rusak. Selain awet, sarung tenun ini juga nyaman dipakai. Jika dibandingkan dengan sarung pabrikan, sarung tenun jauh lebih adem dan halus.(ASW/ANS)

Selasa, 28 November 2017

Menenun rupiah dari sarung goyor

Kerajinan tenun ikat ATBM di Desa Wanarejan Utara Kec. Taman Kab. Pemalang sudah ada sejak tahun 1930-an, karena kondisi keamanan, kerajinan ini belum mengalami kemajuan yang berarti. Baru pada tahun 1950-an kerajinan ini mulai banyak diproduksi oleh masyarakat sebagai home industri dan lama kelamaan berkembang menjadi sentra yang dinamis. Produksi masyarakat pada saat itu hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, seiring berjalannya waktu hasil produksinya pun dapat diterima oleh konsumen di daerah lainnya.

Produk utama yang dihasilkan pada sentra ini adalah sarung kembang atau sering disebut sebagi sarung goyor/ byur. Penyebutan ini berkaitan dengan proses produksi yang dilakukan yaitu sebelum benang ditenun terlebih dahulu diikat, sehingga benang yang tidak diikat akan terkena warna sesuai dengan design dan pola yang dikehendaki. Pola atau gambar yang digunakan bermotif bunga (kembang) dengan susunan tetris atau berbalok-balok. Sarung ini juga mempunyai kelenturan tersendiri dan tidak mudah kusut sehingga masyarakat menyebutnya sebagai sarung goyor atau byur.
Kondisi Sentra

Alat produksi sarung goyor dikerjakan menggunakan tenun tradisional (ATBM) yang sering disebut juga dengan tenun tok-klek (karena bunyi-bunyian yang dihasilkan). Bahan bakunya menggunakan benang rayon yang diimpor dari Cina dan India dengan ketebalan 60/2 dan 40/2. Menurut HM. Syukron yang menjabat sebagai Kepala Desa sekaligus pengrajin, di Desa Wanarejan Utara saat ini terdapat 178 pengrajin dengan 1.035 ATBM yang beroperasi dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.634 orang. Kondisi ini masih jauh dibandingkan pada masa kejayaan sarung goyor yaitu saat terjadinya krisis moneter sekitar tahun 1995 – 1999, dimana ATBM yang beroperasi mencapai angka dua kali lipat.

Proses produksi sarung goyor tergolong unik dan rumit, dimulai dari proses penyiapan dan pewarnaan (chemical) benang untuk ditenun sampai sarung siap dijual. Proses lusi yaitu benang tenun yang berfungsi sebagai penyangga (vertikal) dikerjakan melalui 5 tahapan, sedangkan proses pakan yaitu benang tenun yang membujur (horizontal) melalui 12 tahapan. Setelah itu benang ditenun (1 tahapan) untuk membentuk kain, pengerjaan dari kain tenun sampai dengan sarung goyor siap dipasarkan melalui 7 tahapan lagi. Secara keseluruhan sarung goyor dikerjakan melalui 25 tahapan, jika 1 proses produksi dikerjakan 1 orang dengan ATBM 1.035 unit, maka sentra ini minimal membutuhkan 25.875 orang, sebagai angka yang luar biasa bagi pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran.
Kajian Ekonomi

Sarung goyor juga sangat menguntungkan bagi pengrajin, dengan menggunakan benang 60/2 R (lusi) seharga Rp. 300.000,- per pack (menghasilkan 25 sarung) dan benang 40/2 R (pakan) seharga Rp. 225.000,- per pack (18 sarung), dimana HPP untuk membuat sarung goyor sebesar Rp. 90.000,- per sarung, dengan harga jual disesuaikan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Terdapat empat jenis kualitas sarung goyor, yaitu; sarung kasaran, manis, halusan TNS  dan sarung halusan TS dengan harga jual antara Rp. 100.000,- s.d. Rp. 140.000,- per sarung. Nilai keuntungan (profitabilitas) yang tinggi ini membuat Desa Wanarejan Utara mempunyai tingkat pendapatan yang lebih baik dibandingkan Desa-Desa lain disekitarnya, sehingga sentra ini berkembang ke desa lainnya, seperti; Desa Wanarejan Selatan, Banjaran, Pedurungan, Beji, Serang, Comal, Padek dan Pelutan.

Tingkat kenyamanan sarung goyor saat dikenakan (pada cuaca panas terasa sejuk digunakan dan cuaca dingin hangat untuk dikenakan) sangat diminati oleh konsumen, disamping keunggulan lainya seperti lentur, tidak kusut, tidak mudah robek, tenunan yang halus (kerapatan 1.500 helai benang lusi) dan warnanya yang tidak mudah luntur. Pemasaran sarung goyor meliputi pasar lokal (Pemalang, Pekalongan, Tegal, Cirebon, Solo dan Semarang), diluar daerah (Jakarta, Bali, Aceh, Riau, Jambi dan Kalimantan) dan luar negeri (Abudhabi, Somalia, Tunisia, Yaman, Arab Saudi, Nigeria, Uni Emirat Arab, India, Malaysia dan Brunai). Selama ini para pengrajin di Desa Wanarejan Utara tidak dapat memenuhi permintaan pasar dikarenakan keterbatasan modal yang dimiliki.

Estimasi kebutuhan modal (investasi) sentra (sarung goyor) ini sebesar 30 milyar rupiah, diproyeksikan tingkat B/C ratio sebesar 1,55 kali, IRR 119%, NPV 48 milyar, BEP (penjualan) 40,47% dan pay back period selama 2,64 tahun. Investasi ini dapat mengembangkan jumlah ATBM menjadi 2.035 unit dengan kapasitas 915.750 sarung per tahunnya dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 50.875 orang. Mengingat besarnya multiplier effect pada sentra ini, maka sejak tahun 1996 mendapat prioritas pengambangan dari Pemda Kabupaten Pemalang dengan ditetapkan sebagai salah satu produk unggulan daerah, yaitu dengan pengembangan program kearah produktivitas dan lingkungan hidupnya, sehingga diharapkan sarung goyor tidak hanya mendatangkan rupiah bagi masyarakat juga ramah lingkungan.

Cara membuat sarung goyor

Cara Pembuatan Sarung Goyor

              Sarung goyor atbm adalah kerajinan asli daerah Pemalang, sarung goyor dikenal sarung toldem karena bahan terbuat dari benang rayon dan bila dipakai terasa nyaman juga bisa menyesuaikan cuaca. Perkembangan sarung goyor termasuk sangat pesat sekali. Sarung goyor pertama kali berkembang sekitar tahun 1980an di daerah Wanarejan dan Beji, sekarang tenun sarung goyor sudah meramba atau berkembang di daerah Tegal, Pekalongan, Tuban dan Gresik. Berikut saya akan mengupas cara pembuatan sarung goyor atbm

Proses pembuatan diawali dengan pemilihan jenis benang. Benang yang telah dipilih akan dicelup warna putih terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar dalam pewarnaan berikutnya akan mendapatkan warna yang benar-benar sempurna karena warna asli benang adalah putih tulang. Setelah proses penjemuran benang, benang yang sudah berwarna putih di keteng atau digulung dengan alat yang disebut bomb.
Selanjutnya akan dipilih mana benang yang akan dibuat dasar dan mana benang yang akan dibuat motif. Benang yang akan dijadikan motif akan diproses lebih panjang daripada benang yang akan dijadikan dasar. Seperti dikemukakan diatas bahwa warna lain tergantung pada pemilihan warna dasar, apakah berwarna cerah atau gelap. Benang yang akan dijadikan motif di bentangkan pada kayu berbentuk  segi empat ukuran 1 x 1 m. Proses ini disebut di baki. Benang ditalikan ujung ke ujung yang nantinya akan digambar seperti motif yang diinginkan. Kemudian benang diikat dengan tali raffia plastic. Pengikatan tali-tali ini berdasarkan gambar yang telah dibubuhkan pada kain yang akan diwarnai.
Setiap ikatan tentu mempunyai warna yang berbeda-beda. Selesai diikat, benang akan dibawa untuk proses pencelupan pertama (dibres), tapi sebelumnya benang harus dilepas dari baki. Pencelupan warna untuk motif akan dilakukan berulang kali sesuai dengan banyak warna yang dibutuhkan dalam pemberian motif. Setelah pewarnaan ada proses pengeringan. Pastikan bahwa benang-benang ini benar-benar kering karena akan dicolet. Inilah pemberian warna terakhir untuk benang. Benang dibongkar dari ikatan-ikatan yang nantinya akan dipalet atau digulung. Kemudian benang motif ini siap untuk ditenun bersama benang-benang warna dasar menjadi kain sarung. Seorang pengrajin bisa membuat 1 – 1,5 kain sarung. Satu kain sarung ukurannya 125 x 120 cm.
Proses terakhir adalah penjahitan, pencucian dan pengepakan kain sarung. Kain sarung goyor sebelum di kemas memang terlebih dahulu di cuci supaya mendapatkan kesan “goyor” pada kain well. Kemudian sarung goyor siap untuk dipasarkan.
Alat dan Bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan sarung goyor
1.      Mesin tenun ATBM
2.      Mesin keteng Bim dan rak gelok
3.      Mesin keteng Baki dan rak gelok
4.      Plangkan Baki
5.      Kelosan besar untuk lusi
6.      Bongkaran keteng pakan
7.      Kelosan kecil untuk pakan
8.      Mesin jahit juki

Tenaga kerja yang dibutuhkan
1.      Tukang pewarna
2.      Tukang keteng baki
3.      Tukang gambar
4.      Tukang tali baki
5.      Tukang pewarna pakan
6.      Tukang bongkar tali (pritil)
7.      Tukang bongkar baki
8.      Tukang kelos pakan
9.      Tukang kelos lusi
10.  Tukang nyucuk
11.  Tukang keteng bim lusi
12.  Tukang tenun

  Motif Sarung



 

kelebihan sarung goyor khas pemalang

Sarung Tenun – kualitas, motif sarung tenun asli Pemalang.
PEMALANG-Sarung tenun corak tumpal sudah bukan barang asing bagi sebagian besar pecinta kain sarung. Sarung jenis ini tergolong sarung yang banyak diminati oleh kalangan menengah karena kualitas dan coraknya yang bervariasi dan memiliki nilai seni tinggi.Salah satu pengrajin sarung tenun corak tumpal di Kota Pemalang, Jaroha, mengakui bahwa jenis sarung tenun bercorak tumpal termasuk sarung yang banyak dikoleksi kalangan tertentu seperti kyai, pengusaha, bahkan umat muslim disekitar kota Pemalang. Ini lantaran sarung tenun corak tumpal terbukti berkualitas dan sangat khas.
“Sarung tenun corak tumpal memiliki karakter yang berbeda dengan kain sarung pada umumnya, terasa lebih adem, halus, motif serta corak yang ekslusif karena dibuat secara manual (handmade), tidak diproduksi massal,” kata Jaroha saat ditemui di rumahnya Desa Pedurungan Barat Rt 01 Rw 04 kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Sabtu (16/4/2016).Tidak mudah memang, kata Jaroha, sebab proses pembuatan satu lembar saja membutuhkan setidaknya 11 tahapan selama kurang lebih 14 hari. Proses pembuatan yang rumit hingga membutuhkan ketekunan, ketelitian dan kesabaran untuk menjadi selembar kain sarung yang layak jual di pasaran.
Ibu dari 7 anak ini menerangkan, tahapan awal pembuatan sarung dimulai dari pemilihan bahan baku, benang diberi pemutih setelah itu benang dilerek hingga tertata rapi digelok atau tempat beneng, kemudian benang tersebut diketeng baki, digambar lalu diikat menggunakan rafiah sesuai dengan motif yang sudah digambar, setelah itu baki yang sudah diikat rafiah dibongkar ulang untuk diberi pewarna, motif yang berwarna merah dikat ulang menggunakan rafiah hingga warna merasap, setelah itu ikatan dibongkar ulang lalu dilerek pakan kemudian ditenun hingga menjadi 1 lembar kain sarung.
Dalam proses produksi, Jaroha pun masih mempertahankan metode tenun mengunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang dioperasikan dengan tenaga manusia. “Dengan ATBM, kualitas sarung tenun corak tumpal tetap terjaga dari dulu sampai sekarang. Dalam produksi jaroha dibantu 22 karyawan dengan 25 unit ATBM.
Sarung tenun corak tumpal merupakan kerajinan yang diwariskan oleh sang suami sejak tahun 1999 silam. Setelah itu sarung tenun ini dilanjutkan oleh Jaroha sampai sekarang. “Rutin setiap 1 minggu sekali sarung tenun corak tumpal ini dijual ke Pekalongan dengan harga Rp 2 juta perkodi atau sekitar 100 ribu per lembar,”kata Jaroha. “Hasil yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mampu mengurangi pengangguran disekitar rumah salah satu alasan saya tetap meneruskan usaha ini sampai sekarang,”kata jaroha ibu 7 anak ini.

Harga sarung goyor

Kondisi barang New. sarung goyor / sarung byur adalah sarung berbahasan dasar benang rayon. dan di kerjakan dengan atbm (alat tenun bukan mesin) jadi ...

Kondisi barang New. sarung goyor / sarung byur adalah sarung berbahan dasar benang rayon. berasal dari benang pilihan berkualitas terbaik, kualitas ek...
Kondisi barang New. sarung goyor / sarung byur adalah sarung berbahasan dasar benang rayon. dan di kerjakan dengan atbm (alat tenun bukan mesin) jadi ...

Pakaian Muslim : Sarung Goyor Sarung Byur Al Faris Ok Punya

Pakaian Muslim : Kondisi barang New. sarung byur goyor handmade. kualitas benang oke punya di banding harga di bawah ini. ukuran standar kurang lebih, lebar 115-120cm....

Rp 395.000
Pakaian Muslim : Sarung Byur Goyor Motif Timuran Ukuran Jumbo Terlaris

Pakaian Muslim : Kondisi barang New. sarung byur / goyor semibotolan. perbedaan sarung ini dengan yang lainnya adalah di corak bunganya.

Pakaian Muslim : Sarung Byur Goyor Motif Timuran Ukuran Jumbo Murah Berkualitas

Pakaian Muslim : LIMITED EDITION sarung byur / sarung goyor / sarung halus cap sutra bali TERLARIS

Pakaian Muslim : TERBATAS sarung byur / sarung goyor / sarung halus cap sutra bali RECOMENDED

Pakaian Muslim : Sarung Tenun Atbm Goyor Byur Murah Yuk Di Order Langsung

Pakaian Muslim : Sarung Byur Goyor Motif Timuran Ukuran Jumbo Murah Berkualitas

Rp 400.000

Sejarah dan filosofi sarung goyor

Assalamu’alaikum wr, wb.

Ahlan wa sahlan  para pecinta sarung goyor dimanapun kalian berada.

Disini ane mau sedikit cerita nih bagaimana awal mula/ sejarah sarung goyor pertama kali muncul di indonesia, dari daerah mana sarung goyor berasal, apa filosofi dari motif unik yang terpampang di desain sarung goyor, dan kenapa sarung goyor bisa terkenal sampai timur tengah. Huhuhu berat juga ya pembahasannya, tapi nggakpapa disini ane mau kumpas tuntas nih tentang semuanya, soalnya kalian juga penasarankan kan tentang sejarahnya.

Well, disini ane mau bahas terlebih dahulu bagaimana sejarah dan awal mula sarung goyor pertama kali muncul di indonesia.

Sarung goyor mempunyai beberapa nama alias seperti sarong goyor, sarung ikat, sarung botolan, sarung balian, sarung alusan, sarung kasaran dan sarung toldem, untuk kejelasan tentang penamaan tersebut bisa di dibaca selengkapnya disini.

Sarung goyor merupakan salah satu sarung tradisional indonesia, cara pembuatannya sendiri murni kerajinan tangan tanpa melibatkan bantuan mesin sama sekali. Alat yang digunakan untuk membuat sarung goyor dibuat dari kayu, dengan arsitektur alat yang disesuaikan dengan prosesi dari setiap langkah dalam pembuatan sarung goyor. Ada sekitar 8 langkah dalam pembuatan sarung goyor, anda bisa melihatnya disini.

Untuk kejelasan kapan pertama kali sarung goyor ada di indonesia ane sendiri tidak bisa menyebutkan, karena sampai sekarang belum ada referensi tervalidasi dari sejarah kapan sarung goyor mulai di produksi di indonesia. Tapi karena rasa penasaran ini akhirnya ane mengulik cerita sarung goyor dari nenek ane, nenek ane berusia sekitar 80 tahun, beliau mulai produksi sarung goyor sejak tahun 1957 atau sekitar 60 tahun yang lalu. Dari keterangan nenek ane, jauh sebelum itu sarung goyor sudah ada di desa (wanarejan utara, pemalang) hanya saja alat tenun yang digunakan masih alat tenun lantai atau dalam bahasa jawanya nglemprak, itu nenek ane jumpai ketika beliau berumur sekitar 9 tahun (Ibu dari nenek ane juga salah satu pengusaha sarung goyor, dan Insya Allah nenek ane masih mempunyai ingatan yang tajam di umur sekarang ini). Dari situ ane menyimpulkan mulai di produksinya sarung goyor di desa wanarejan utara, pemalang sekitar tahun 1920’an. Tapi jangan jadi patokan karena mungkin untuk sarung goyor di kota lain berbeda, karena bahkan sampai sekarang belum diketahui dari kota mana sarung goyor ini berasal.

Dari daerah mana sarung goyor berasal, seperti yang ane sebutkan diatas belum ada kejelasan dari daerah mana sarung goyor itu berasal, entah itu pemalang, jepara, solo, sragen, kediri itu semua masih menjadi misteri. Misteri yang akan sulit terbukti, sampai akhir hayat nanti kerena akan sulit mencari narasumber yang benar benar mengerti akan hal ini :’D.

Filosofi dari motif unik sarung goyor, motif sarung goyor sangatlah beragam, kalau untuk pengrajin disini menyebutnya motif kembangan, nanasan, dan prilikan. Dari ketiga motif tersebut yang populer saat ini adalah motif prilikan, motif prilikan mempunyai motif yang lebih kecil dari motif lainnya. Dengan keunikan motif kecilnya motif prilikan banyak disukai oleh orang mancanegara seperti: arab, somalia dan india. Motif kembangan merupakan motif yang pertama kali menjadi motif kas dari sarung goyor, filosofi dari motif kembangan di adaptasi dari seni estetika suatu rangkaian bunga yang mempunyai nilai karismatik yang tinggi sehingga membuat orang yang melihatnya akan merasa senang. Karena pengalaman estetiknya itu akhirnya para pengrajin menjadikan motif rangkaian sarungnya menjadi seperti rangkaian bunga (Ambarawati: 2013).

Kenapa sarung goyor bisa terkenal sampai timur tengah, motifnya yang unik dan bahannya yang sejuk digunakan adalah alasan paling kuat kenapa sarung goyor terkenal dan banyak di cari di mancanegara, khususnya negara bagian timur tengah.

Mungkin itu saja yang bisa anepaparkan tentang sejarah dan filososi motif sarung goyor, bila ada masukan bisa langsung komentar disini, atau jika anda ingin melakukan pemesanan bisa langsung menghubungi kontak ane di: 089635002203 (WA).

Terima kasih untuk pembaca, semoga bermanfaat J.

Komunitas wong pemalang

ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Industri kecil kerajinan Tenun ATBM banyak terdapat di Desa Wanarejan, ...